BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Pengembangan Proyek
Dalam rangka meningkatkan pendapatan
Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini
diperlukan usaha usaha yang bersifat agresif, kreatif, penuh perhitungan dan
berorientasi pasar.
Usaha tersebut juga diharapkan mampu
memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya
sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh
karena kondisi perekonomian makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya
kesempatan bekerja atau terkena PHK.
Dengan demikian tujuan dari pengembangan
proyek itu sendiri ada dua yaitu dari aspek ekonomi dan dari aspek sosial, aspek
ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara aspek sosial adalah
untuk membantu masyarakat dalam mengatasi pengangguran.
1.2. Studi Kelayakan Proyek
Dari pengamatan langsung
dan dari data jumlah mobil / sepeda motor yang melakukan parkir di rumah makan
ayam goreng yang sudah cukup terkenal di Blitar dimana rata rata pengunjung
setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan
sementara bahwa ayam goreng kremesan cukup laris dan memasyarakat serta dari
segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang akan dipasarkan.
Data tersebut juga
ditunjang oleh data dari rumah makan ayam goreng kremesan yang kurang terkenal
dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor.
Dengan mengambil
asumsi bahwa kalau proyek ayam goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat
menjual perhari adalah rata rata 15 ekor ayam maka omset yang diharapkan adalah
Rp 450.000,-/hari.
Omset tersebut
dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah
dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan
harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah
pasti menang.
Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana
Faktor biaya dihitung sbb :
1. Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor
2. Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor
3. Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor
4. Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor
5. Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor
Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor
Keuntungan bersih diperoleh dari harga
jual sebesar Rp.30.000,- dikurangi Total biaya sebesar Rp.26.000,- dengan
demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam.
Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
1.3. Usulan Proyek
Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah
dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka
kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesan ini layak untuk dipertimbangkan.
Faktor lain yang juga mendukung layaknya
usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku
ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta
dan Sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan
dari usaha ini akan terjamin.
Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan
serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan
untuk mewujudkan Produk ini.
BAB
2
PENGEMBANGAN PRODUK
PENGEMBANGAN PRODUK
2.1. Konsep Produk
Seperti telah diketahui bersama ada
beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Goreng
Manis ,Ayam Goreng Model Kentucky, Ayam Goreng Asin ,Ayam Goreng Kremesan serta
banyak lagi lainnya.
Sedangkan Ayam Goreng yang akan
dipasarkan adalah Jenis Ayam Goreng Model Kremesan,hal ini mengingat animo yang
sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng Kremesan.
Konsep Produk yang kita tawarkan
sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka
yang memasarkan lebih dulu.
Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.
Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.
2.2. Pengembangan Produk
Pengembangan produk
kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau
jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri, pasar
tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula. Kemungkinan yang dapat
dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan.
Jenis Ayam Goreng model
Kentucky
mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Ayam
Goreng Kremesan mengingat sama sama menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses
membuatnya.
2.3. Uji Produk
Setelah kita mampu
membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji coba ke para
calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya.
Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa, kekenyalannya, ering dan tidaknya, serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya.
Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa, kekenyalannya, ering dan tidaknya, serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya.
Diperlukan minimal 15
Orang yang berbeda dari tingkat umur, Pekerjaan, tingkat pendidikan serta jenis
kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng
seperti apa yang mereka inginkan.
2.4. Persiapan Produksi
Setelah kita
mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya
adalah persiapan produksi. Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek, yang
paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia, Bahan Baku utama, Bahan baku
tambahan, Alat Pengolah, Tempat Produksi, serta yang tak kalah penting adalah
Sumber Pendanaan.
Sumber Daya Manusia
dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini
sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual, untuk itu
tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan.
Ketersediaan Bahan
Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab
kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup, mengenai
bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam goreng walaupun kontribusi
terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan.
Yang tak kalah
penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan ini, sumber
ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, bisa dari kredit Bank atau dari
simpanan pribadi.
Mengingat Jumlah Dana
yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih
baik dari Pribadi, modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah
Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,-
Namun apabila dirasa
kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba
lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
BAB
3
POSITIONING
PRODUK
3.1. Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk
Segmentasi Produk adalah proses
menempatkan Konsumen dalam subkelompok di Pasar Produk ,sehingga pembeli
memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku
Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi Pasar adalah
Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer yang
memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon
yang sama dalam membelanjakan uangnya.
Variabel yang digunakan untuk menentukan
segmen pasar adalah dari Geografi, Demografi, Psikografi, dan Behavior (Tingkah
Laku) untuk Ayam Goreng Kremesan ini, kita akan mengambil Segmen Variabel
Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment
pasar Ayam Goreng Kremesan ini.
Setelah kita mampu mengindentifikasi
Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial, maka
selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau
target pemasaran.
Dalam hal positioning Produk Ayam Goreng
Kremesan ini akan kita posisikan sebagai Produk Ayam Goreng dengan rasa yang
sama dengan Ayam Goreng Kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau
oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple
adalah Ayam Goreng Kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning
ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan
memiliki nilai lebih.
3.2
Uji Studi Positioning Produk.
Dalam melakukan uji
Positioning Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita
meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa
produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya, berbeda dari produk
pesaing, memiliki nilai tambah buat konsumen.
Untuk itu dalam
melakukan kajian atas positioning Produk Ayam goreng Kremesan maka tingkat
kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk
yang kita janjikan (yang didapat). Sudah barang tentu kita memerlukan
Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk , Pada
Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda
dari Produk Pesaing dari segi rasa, harga, kemasan, cara penyajian dsb
Dengan demikian
dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda
dengan pesaing.
BAB
4
MARKETING MIX
MARKETING MIX
4.1. Penentuan Harga
Setelah menentukan
Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari
Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal
adalah Marketing Mix
Marketing Mix untuk
Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana dalam hal ini
Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi
haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini
betul betul ada Deferensiasi.
Dalam hal Ayam Goreng
Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah
maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga
betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah
ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah
apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung,
4.2. Penentuan Produk/Merek
Penentaun Merek
produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut,umumnya
produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat dengan
ditambah label tertentu.
Semisal ayam Goreng
Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain
sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk
makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya
nama Genericnya saja.
Dengan demikian dalam
membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam
Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana label ini
menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis.
Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat.
Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat.
4.3. Promosi
Dalam melakukan
Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi
dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the
line(BTL).
Promosi Above The
line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal
ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the
Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya
adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan
lain sebagainya.
Untuk Produk ayam goreng
Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen,dimana
konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu
ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk
mempromosikan kepada orang lain. Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana
untuk melakukan promosi Above The Line misalnya.
4.4. Distribusi / Tempat Penjualan
Tempat penjualan
produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis, dengan
Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat.
Karena dengan
pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying
Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera
tahu, dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal
baru akan timbul.
BAB
5
UJI
PEMASARAN
5.1. Strategi Penjualan
Dalam hal strategi
Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan
tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan
skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut
penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan
Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah
atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk
memasarkannya.
Namun demikian guna
mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana
kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya.
Sebagai Kota salah
satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesan ini sangat
unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada
saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana
penjualan.
Cara yang kita
gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan Ayam goreng
Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesan ini
dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour.
Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
5.2
Studi Hasil Penjualan
Untuk melihat apakah
penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target
penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap
bulan.
Toleransi untuk
mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka
pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka
kita anggap gagal.
Namun demikian pada
tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat
produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen
yang tahu.
BAB
6
PENUTUP
Bahwa dalam melakukan usaha dituntut
untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah
tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan.
Kegagalan berusaha sebenarnya bukan
disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian
ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan perhitungan yang matang
selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam
perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan
terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis
Sudah sewajarnya apabila kita ingin
memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah
mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari
resiko yang lebih besar.
Semoga proposal usaha kecil warung ayam
goreng kremesan diatas memberi inspirasi kepada anda untuk wirausaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentar ya...